Magisnya Karya-karya Albert Yonathan Setyawan di Yogyakarta

Magisnya Karya-karya Albert Yonathan Setyawan di Yogyakarta

Tia Agnes Astuti - detikHot
Senin, 09 Okt 2023 14:53 WIB
Pameran Tunggal Albert Yonathan Setyawan di Yogyakarta
Foto: Courtesy of Mizuma Gallery
Jakarta -

Albert Yonathan Setyawan bukan sembarang seniman biasa. Lulusan Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Teknik Bandung (ITB) ini tengah menggelar pameran tunggal bertajuk Capturing Silence di Jogja National Museum (JNM), Yogyakarta hingga 5 November 2023.

Capturing Silence adalah pameran survei karya-karya Albert Yonathan Setyawan yang dipilih dan dikurasi oleh senimannya sendiri. Pameran ini akan menampilkan karya-karya Setyawan dari 2008 hingga yang terbaru. Dia memulai praktiknya di Bandung pada 2007 setelah lulus ITB.

Setyawan pindah ke Jepang pada 2012 untuk melanjutkan studinya dalam praktik keramik kontemporer dan hingga sekarang berbasis di Tokyo. Meski keramik telah menjadi media utamanya dalam berkarya, dia tidak segan-segan menggunakan dan bereksperimen dengan media lain seperti gambar, video, dan seni performans.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Albert Yonathan Setyawan ingin meninjau dan mengkontekstualisasikan kembali praktiknya dari sudut pandang fenomenologi dan kajian imajinasi material.

"Saya ingin memahami materialitas tanah liat yang merupakan aspek penting untuk memahami keseluruhan ruang lingkup praktik," katanya dalam keterangan yang diterima.

ADVERTISEMENT

Secara puitis, Setyawan selalu repetitif (berulang) dalam membuat karya seni. Dia seakan ingin 'menangkap keheningan' yang tidak ada dalam karya-karya seniman lainnya.

Dia menggunakan kata 'keheningan' untuk menyampaikan gagasan bahwa materi apa pun memiliki kecenderungan untuk menarik kita ke dalam interioritasnya.

"Bagi saya, material tanah liat atau keramik mengingatkannya pada gagasan tentang 'tubuh'. Kata 'tubuh' tidak hanya dipahami sebagai tubuh jasmani manusia tetapi sebagai perwujudan formal dari benda abstrak," ungkapnya.

Dalam proses berkarya, Setyawan bekerja berulang-ulang menggunakan slip casting sebagai metode produksi utamanya. Ia melihat pentingnya bekerja dan terlibat langsung dalam proses ini tanpa bantuan asisten studio manapun, ia menyebutnya sebagai bentuk kerja seni. Setiap karya keramiknya merupakan kumpulan benda-benda keramik berukuran kecil (tidak lebih besar dari ukuran tangan kita) yang disusun menjadi pola geometris. Karyanya membangkitkan rasa keheningan bagi yang menyaksikan. Setyawan mengambil inspirasi dari ornamen dan simbol tradisional dalam beragam praktik budaya dan agama, dan menatanya ulang agar tampak memiliki makna religius.

Pameran Tunggal Albert Yonathan Setyawan di YogyakartaPameran Tunggal Albert Yonathan Setyawan di Yogyakarta Foto: Courtesy of Mizuma Gallery

Pameran tunggalnya kali ini memajang eksplorasi sepanjang 15 tahun berkarya. Bagi kamu yang mengaku pencinta seni, bisa menyambangi pameran seni Capturing Silence hingga 5 November 2023 dengan harga tiket dibanderol Rp 50 ribu per orang, selama jam operasional pukul 18.00 hingga 21.00 WIB.

Setelah pindah ke Kyoto, Jepang, Setyawan melanjutkan penelitian dan pendidikan seni keramik kontemporer di Kyoto Seika University, dan menerima gelar doktor (S3) pada 2020. Dia telah berpartisipasi dalam beberapa pameran besar seperti 55th Venice Biennale (2013), SUNSHOWER: Contemporary Art from Southeast Asia 1980s to Now di Mori Art Museum, Tokyo, Jepang (2017), dan Contemporary Worlds: Indonesia di National Gallery of Australia, Canberra, Australia (2019).

Setyawan telah menjalani residensi seniman di Strathnairn Arts Association, Canberra, Australia (2016) dan The Japan Foundation di Shigaraki Ceramic Cultural Park, Shiga, Jepang (2009).



Simak Video "Capturing Silence, 15 Tahun Perjalanan Albert Yonathan Setyawan "
[Gambas:Video 20detik]
(tia/pus)