Eko Prawoto

Dalam banyak karyanya, Eko Prawoto memperlakukan proses desain arsitektural sebagai proses kelahiran. Ia memiliki perspektif tentang hubungannya dengan klien yang lekat dengan kebutuhan pengguna. Ia memposisikan dirinya layaknya bidan yang membantu proses persalinan. Dalam sudut pandang yang lain, Eko Prawoto menunjukkan ketrampilan di dalam menyusun bentuk menggunakan bahasa keseharian, bahasa vernakular yang praktis, lugas, dan apa adanya.

Dari bahasa-bahasa tersebut, proyek mendapatkan efisiensi dari proses ketukangan yang dimulai dari proses pemilihan material, proses pemilihan siapa yang akan merangkai material tersebut, tim pembangun yang ahli ataukah orang awam? Untuk bisa menjalani praktik seperti ini diperlukan sikap mampu beradaptasi dengan relasi sosial sekaligus peka terhadap kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi dari perhitungan teknis dan estetika di lapangan.

Eko Prawoto berdialog dengan bahasa alam melalui bentuk-bentuk biophilia. Di dalam konsistensi metode-metode desain arsitektur tersebut lahirlah karya yang memiliki nilai puitis yang lekat dengan tempat proyek itu berada, sebuah genius loci.


Leave a comment